04 - Baby doll 2

1171 Kata
"Mam" panggil Kris di tengah perbincangan hangat tersebut. "Kamu datang sayang," ujar Lauren seraya memeluk tubuh putranya dan mencium kedua pipinya. Sejenak Kris merasa hangat diperlakukan seperti itu. Tapi ia langsung sadar jika itu hanyalah formalitas di depan rekannya. Itu yang dipikirkan Kris. "Sayang kenalin ini Pak Adanta dan putrinya, Adriana." Lauren memperkenalkan rekannya kepada Kris. "Halo pak Adanta." ucap Kris berjabat tangan. "Halo Kris, Senang bisa ketemu kamu." Kris mengedarkan pandangannya pada Adriana, putri Adanta yang mengembangkan seyumnya ke arah Kris. Tapi Kris hanya diam memasang wajah dinginnya, ia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan gadis bernama Adriana itu. "Bagaimana kalau kalian berbincang lebih dekat? Kalian terlihat seumuran." Usul Adanta yang mendapat persetujuan dari Lauren. Lauren pikir dengan begitu Kris akan nyaman berada di pesta karena ada teman yang bisa diajak ngobrol. Tapi nyatanya Kris semakin malas dan bosan. Dengan berat hati Kris dan Adriana menuju pertengahan pesta dengan minuman di tangan masing-masing. Tidak ada kata yang terucap dari bibir keduanya pada awalnya, saling bungkam hingga akhirnya Adriana membuka percakapan. "Kris, kamu sekolah di mana?" Tanya Adriana. "Bukan urusan lo." Balas Kris tanpa menoleh sedikitpun. "Hm, kalau gitu, kamu udah punya pacar belum?" Tanya Adriana lagi membuat lembut suaranya. ketara sekali jika dibuat-buat.  "Udah, namanya Thalia." Balas Kris dengan seutas senyum saat ia menyebutkan nama Thalia. Begitu bangganya ia.  "Putri dari pemilik perusahaan mana dia?" Tanya Adriana. Kris hanya diam, ia tidak menjawab karna pasalnya Thalia dari keluarga sederhana yang membuka usaha kecil-kecilan. Orang tuanya meninggal karna kecelakaan hingga ia tinggal bersama dengan neneknya. Meski begitu keluarga itu hidup berkecukupan dengan usaha meubel yang dimiliki neneknya. Dan Kris tidak pernah mempermasalahkan hal itu.  "Lo gak perlu tahu dan cukup diem aja."  "Jangan bilang kalau dia gadis biasa yang gak sederajat dengan kita?" Remeh Adriana. Kris langsung kesal dengan ucapan Adriana yang merendahkan derajat Thalia, gadis yang ia cintai. Ia hanya merendam emosinya, sadar kalau ini masih di acara pesta. Jika di luar mungkin ia akan menghina habis-habisan Adriana. Sampai menangis jika perlu. Tapi ternyata Adriana belum selesai memancing amarah Kris, "Ingat Kris, keluarga kita tidak akan membiarkan kita menikah atau bahkan menyukai orang sesuka hati kita. Kita hanya boneka orang tua kita." Bisik Adriana mendekat ke telinga Kris saat mengucapkannya. Kris tersenyum sinis, meski yang diucapkan Adriana benar, tapi Kris tidak akan membiarkan itu terjadi. Sampai kapanpun, Thalia akan terus bersamanya dan itu adalah hukum yang mutlak. Kris sudah memutuskan masa depannya dengan Thalia. Terdengar begitu konyol karena mereka masih duduk di bangku SMA. Tapi Kris memang tidak akan mau diatur, apalagi masalah hati. Orang tuanya tidak berhak.  "Gue bukan lo, dan lo tahu? Setidaknya gue adalah boneka yang bisa nentuin jalan hidup gue. Gue itu ahli waris, perusahaan gue nantinya bukan perusahan nyokap gue aja, ada bokap gue. Mereka nggak akan bisa ngatur gue, kalau nggak pengen gue lepas tangan. Emang bokap lo? Perusahan kecil aja udah lo banggain? Sombong banget lo?" Oceh Kris. Kini situasinya berbanding terbalik. Kris yang menghina Adriana habis-habisan. Tentu Adriana sangat malu akan itu.  Adriana diam seribu bahasa, ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi untuk membalas ucapan Kris. Dengan kesal gadis itu meninggalkan Kris dan menuju ke arah papanya yang masih berbincang dengan Lauren. Beberapa saat setelah Adriana mengarah pada papanya, mata Lauren menatap tajam putranya, ia mengarah pada Kris dan menampar wajah Kris di depan semua tamu undangan. Tentu itu mengejutkan, "Mami gak suka kamu ngomong gitu ke Adriana." ujar Lauren. "Adriana sampai nangis gitu. Kamu jangan bikin malu mami Kris." Tambah Lauren. Kris tersenyum hambar, ditatapnya mata Lauren tak kalah tajam, membuat sang ibu sedikit merasa bersalah sudah menampar putra semata wayangnya itu. Sejenak Lauren kehilangan kendali.  "Kalo mami cuma nampar boneka mami di depan tamu undangan, buat apa aku datang ke sini?" Tanya Kris dingin. "Jaga ucapanmu Kris!" Lauren tidak suka dengan kalimat Kris yang mengatakan bahwa Kris adalah bonekanya. Lauren tak pernah menganggap Kris boneka. Kris adalah putranya, putra tunggalnya. "Apa mami menyuruhku ke sini untuk menunjukkan kepada semua orang kalau aku adalah boneka penerus LK corp? Mami sadarlah, jangan buat aku tidak nyaman, jangan lupakan Dad yang juga membutuhkanku di Canada. Dan jangan buat aku lebih memilih Dad." Ancam Kris yang lolos membuat ketakutan Lauren menjadi nyata. Ia paling tidak bisa jika mendengar Kris lebih memilih Ronald, mantan suaminya ketimbang dirinya.  "Tidak! Kamu adalah penerus Mami, bukan Dad!"  "Maka dari itu jangan buat aku tidak nyaman, ingat aku adalah sebuah KESALAHAN! Kesalahan yang pada akhirnya kalian butuhkan!" Bentak Kris marah besar. Lauren melemah, ia yang awalnya marah kini melemah, ia tidak bisa melupakan kesalahannya kepada putranya. Lauren berniat untuk memeluk Kris, tapi Kris menjauh satu langkah menolak. Kris menatap tajam Adriana, ia tidak tahu apa yang diucapkan Adriana sampai Lauren marah. Tapi yang jelas saat ini Adriana takut menerima tatapan tajam Kris. "Jangan sentuh kesalahanmu! Maaf membuat pestamu hancur," ujar Kris yang kemudian pergi dari sana. Sedangkan Lauren hanya menangis tersedu-sedu, ia sudah melakukan kesalahan. Ya kesalahan bahwa ia sudah menyakiti putranya saat ia berumur 7 tahun. Dulu, Kris tidak sengaja mendengar pertengkaran Lauren dan Ronald yang mengatakan bahwa Kris adalah sebuah kesalahan, itu sebabnya Ronald dan Lauren menikah. Lauren terjebak One stand night bersama Ronald sehingga ia mengandung Kris dan menikah dengan Ronald.  Lauren dan Ronald tak pernah akur, mereka hanya akur saat mereka bersama dengan Kris. Namun saat bertengkar, ia tidak menyangka Kris menguping secara tidak sengaja dan mendengar semuanya. Bahwa Kris hanya kesalahan pernikahan mereka saja. Sejak saat itulah Kris berubah. Ia tak lagi dekat dengan kedua orang tuanya. Ronald yang memutuskan untuk kembali ke Canada setelah bercerai dan Lauren yang semakin sibuk dengan bisnisnya. Keduanya tidak lagi punya waktu untuk Kris. Membentuk kepribadian buruk Kris sekarang.                                                                             _____________ Kris berjalan menuju pintu depan rumah Thalia, kini hatinya remuk mengingat apa yang dilakukan Lauren di depan para tamu. Bahkan dengan tidak tahu malunya Lauren merasa takut kalau dirinya lebih memilih Ronald dari pada dirinya untuk meneruskan perusahaan. Itu sangat menjijikkan, pikir Kris.  Kris menekan bel berkali-kali, kini dirinya sudah tidak karuan, rambut acak-acakan, dasi yang longgar dengan kemeja yang sudah ia lipat menjadi 3/4. Kancing yang terlepas dengan jas yang ia tenteng. Sangat berantakan. Tidak lama kemudian, pintu rumah kekasihnya terbuka, menunjukkan sosok Thalia yang tengah mengenakan baju tidurnya. Thalia seperti terbangun dari tidur.  "Kris." Ucapnya. "Tengah malam kenapa tiba-tiba,"  Ucapan  Thalia terhenti saat Kris tiba-tiba memeluknya. Thalia terdiam, Kris memeluknya sangat erat. Ia tahu kalau kini Kris dalam situasi yang buruk. Ada sedikit rasa tidak nyaman saat Kris memeluknya erat karna pasalnya Thalia tidak memakai dalaman di balik baju tidurnya. Jujur mungkin Kris merasakan dadanya yang telanjang saat ini. Persetanan dengan dalaman, Sekarang Thalia tidak memperdulikan hal itu lagi saat merasakan pundaknya basah, Kris menangis. Thalia membalas pelukan Kris, menepuk-nepuk pundaknya untuk menenangkannya. "Sayang ada apa?" Tanya Thalia lembut. Kris hanya diam, ia malah mengeratkan pelukannya dan masih menangis di pundak Thalia. Saat ini ia tidak bisa bicara, hanya bisa menangis dalam diam. Hatinya sakit. Lauren keterlaluan, jika diingat-ingat keluarganya keterlaluan. Meninggalkan Kris hanya karena dirinya adalah kesalahan yang dibuat.                                                                      - To be Continue -
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN