Pasrah

987 Kata

Selesai membantu bik Samilah memasak, Yana ikut sibuk menyiapkan sarapan pagi di villa yang ia tempati. Sedangkan bik Samilah menyiapkan sarapan untuk Arum dan Nicko dirumah belakang. “Eh, tumben non Yana udah bangun. Biasanya tepar sampai siang, non.” Canda Budi yang baru saja pulang, entah dari mana. Yana hanya tersenyum kecil tanpa menanggapi candaan itu. Sungguh keadaan hatinya sedang nggak baik-baik saja. “Ayok sarapan dulu, Bud. Aku udah lapar dari semalam.” Ajaknya. Langsung ngambil nasi dan lauk. Makan dengan tenang, sesekali menyeruput minuman karna kepedesen. Budi orang yang cukup peka, tentu tau jika Yana sedang marahan sama Radja, tapi memilih diam. Dia cukup tau posisinya. Ngambil piring dan ikut sarapan, tapi memilih pergi dan makan ditempat yang berbeda. Melihat Budi ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN