Agak sedikit lega bisa jujur sama Ayah, tapi cukup cemas dengan bayangan suasana besok. Membayangkan reaksi yang sudah mengenal Lian, sudah mengetahui hubungan kami. Terutama teman satu kerjaan. Lalu bagaimana jika Lian besok benar-banar datang diacara pernikahanku. Bagaimana jika dia mengucapkan ijab qobul itu? Sama saja aku jadi istri keduanya kan? Ya Tuhan tolong aku. Aku duduk sendirian dibangku taman samping kebun. Rumput-rumput yang tumbuh subur untuk melepaskan sapi. Sejujurnya aku masih sangat mengharapkan dia menikahiku. Mewujudkan semua mimpi yang dulu pernah kita rangkai bersama. “Besok kita punya anak 3 ya Dy.” Ucapnya kala itu. Kami duduk dikursi berdua, tangannya merangkul pundakku dan aku menyandarkan kepala dibahunya dengan nyaman. “Aku sih ngikut kamu aja Li. Yang p
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari