Pukul 6.00pm aku sampai di kostan. Kami berdua turun, dan dia tanpa kusuruh langsung duduk dikursi teras. “Aku tinggal mandi bentar ya.” “Ok.” Sahutan darinya. Aku masuk kedalam dan langsung mandi, berganti pakaian. Mengikat rambutku asal-asalan. Terdengar suara ribut diluar, sepertinya aku mengenal suar itu. Bergegas keluar kamar, dan memang didepan sudah ada dua pria yang berdiri dengan tatapan sengitnya. Lian beralih menatapku saat aku sudah berada diambang pintu. Begitu juga dengan Elang. “Sayang, jelaskan ke aku. Siapa bocah ini?” tanya Lian. Nada bicaranya seperti sedang menuduhku selingkuh. Aku mencibikkan bibirku. Hati memang masih sakit, tapi tak lagi ada tangis yang keluar dari mata. “Apa pentingnya buat kamu?” Dia memijat keningnya. “Dengarkan aku, pernikahan itu sungguh