Senin pagi yang tak menyemangatkan. Aku berangkat ke Pabrik naik angkot, karna motorku masih ada dirumah Lina. Gabung sama beberapa karyawan pabrik yang lainnya didalam angkot. Sekitar 10 menit angkot berhenti didepan pabrik tempatku bekerja. Aku menyusul para karyawan yang lainnya, turun masuk ke gerbang. Langsung masuk di gedung utama. “Duuhh hari terakhir masuk nih ya.” Goda Sandra, partner kerjaku. Aku hanya senyum kecil. Huuh mengingat besok aku udah mulai cuti nikah, itu membuatku tambah resah. Karna besok aku harus pulang kerumah. Ikut menyiapkan segala keperluan pernikahanku. “Eh, batalin cuti boleh nggak ya San.” Ucapku tiba-tiba. “Huus ngomong apa sih!! Heran gue.” Dia nonyor kepalaku. “Lina aja ngambil cuti dadakan tiga hari lho Dy. Elo yang mau kawin malah nggak jadi cuti