Radja dan Pak Darma tambah panik, pandangan mereka berdua terus tertuju pada kedua dokter itu. Berkali-kali ponsel Pak Darma berdering, menampilkan nama Jo dilayar. “Hallo, Jo. Kenapa?” sapanya saat ponsel sudah nempel disamping telinga. “Pa, Rayna nangis nggak mau diem, apa terjadi sesuatu sama Yana?” Tanyanya yang tak kalah panik. Ah, ikatan batin ibu dan anak memang sangat kuat, kan? Pak Darma tak langsung menjawab. Kembali memperhatikan Dokter yang sedang melakukan pompa jantung itu. Entah untuk pompa yang keberapa, tapi akhirnya monitor itu kembali normal. Detak jantung kedua pasien kembali lagi. “Tadi memang Yana sempat kehilangan detak jantungnya, tapi sekarang sudah kembali lagi. Keadaannya sudah kembali baik.” Jelas Pak Darma setenang mungkin, walau sejujurnya sangatlah khawa