Setengah jam lebih telah berlalu, mobil yang Budi bawa memasuki area bandara. Lalu memarkirkan mobil dan mengajak Yana untuk turun. “Bud, kita ngapain kesini?” tanya Yana yang masih belum mengerti. Budi lagi-lagi tersenyum. “Menjemput bahagia.” Jawabnya santai. “Iisshh!” desis Yana dengan kesal. Berdiri dipintu keluar bandara, mata Budi awas mengawasi pintu keluar itu. Sedangkan Yana diam, melihat-lihat sekitar. Banyak orang yang berlalu lalang, dari tua, muda, bahkan anak-anak. Budi melambaikan tangan saat sorang lelaki keluar melangkah dipintu keluar, membenarkan posisi topinya, lalu celikukan. “Mas!” seru Budi. Mendengar seruan itu, Yana menatap Budi, matanya ikut awas kearah pandangan Budi. Seorang lelaki tampan dengan celana jeans sobek-sobek dibagaian lutut, kaos lengan panjan