Ingin menolak, tapi tak mampu. Ya, rasa tak enak hati, itu yang sekarang kurasakan. Mirip seperti pembantu, kedua tanganku penuh dengan paperbag. Semua barang mewah ada digenggaman. Tentu bukan milikku, tapi milik Raya. Segala merk terkenal dan model terbaru ia beli. Aku? Aku tak membeli apapun. Sama sekali tak tertarik. “Yakin, Na, kamu nggak mau beli apapun?” Tanyanya untuk yang kesekian kali. Aku mengangguk dengan sedikit senyum palsu. “Ya udah, kita pulang sekarang. Ini udah sore.” Akhirnya aku bisa mendengar kata-kata itu. Dengan menaiki mobil baru yang dibelikan mas Radja untuk Raya, kami pulang. Ah, iya. Mobil ini adalah mas kawin Mas Radja untuk menikahi Raya. Special bukan? Tapi aku nggak cemburu kok, karna saat ini perasaanku sudah hambar. Mungkin beberapa hari yang lalu aka