Seminggu di Jogja, Yana mulai merasa nyaman dengan suasananya. Apa lagi buk Munah orang yang sangat ramah dan bukan jenis orang yang suka kepo sama urusan yang lain. Di sini, dipinggir pantai. Pagi ini Kai ngajakin Yana jalan-jalan ke pantai. Hanya jalan menyusuri pantai tanpa melakukan apapun. Yana memasukkan kedua tangan disaku jaket, rambutnya yang dibiarkan terurai, menari-nari diterpa angin. Beberapa kali Kai melirik wanita disampingnya yang kian menggemuk. “Kapan periksa yang diperut?” Tanyanya tanpa menatap Yana. “minggu depan. Anterin ya.” Pintanya sambil natap Kai. Kai sedikit tersenyum. “Asal mau----“ “Iisshh iya, besok kita---“ “Nihak saat udah lahiran.” Gantian motong ucapan Yana dengan mulut miring-miring. Yana ketawa kecil. “Udah tau jawabannya kok ngomongin itu terus.