Dua manusia yang masih dalam keadaan melepas kerinduan itu keluar dari kamar, masih dalam mode cekikikan. Wajahnya sungguh berseri bahagia, saling bercanda dan bercerita tentang kehidupannya. Sampai nggak sadar jika mereka sudah hampir lima jam didalam kamar. “Aku lapar, mas.” Raya memegangi perut tipisnya. Radja melirik arloji ditangan. “Astaga, Ray. Ini sudah jam tiga, kita ngobrolnya sampai lupa waktu.” Mulai beranjak dari atas tempat tidur. Mengulurkan tangan untuk membantu wanitanya turun. “Ayo makan dulu. Aku juga lapar.” Dengan senang hati Raya meraih uluran tangan itu, lalu mereka keluar kamar bersama. Radja menarik kursi dimeja makan. Mempersilahkan Raya untuk duduk dengan sangat manis. “Mbok, mbok Esti!” panggilnya. Yang dipanggil segera menghentikan aktifitasnya, berjalan s