“Loh, Vio?" Tita bengong melihat Vio berdiri di depan pintu apartemen Gin dengan wajah kacau. Bahkan ada jejak bekas air mata di wajah sahabatnya. Belum lagi ketika menyadari sebuah koper teronggok di sebelah kaki Vio, refleks Tita bertanya cemas. "Kamu kenapa?” Alih-alih menjawab, Vio malah balas bertanya. “Gin mana?” “Lagi mandi. Vio kenapa?” tanya Tita lagi. Ia semakin cemas melihat sikap Vio yang jauh di luar kebiasaan. Vio terlihat ragu beberapa saat. “Gue mau numpang di sini. Boleh enggak ya?” "Biasanya sih Gin enggak pernah larang, coba nanti kita tanya ya abis dia mandi," jawab Tita dengan nada ceria. “Semoga boleh deh," gumam Vio penuh harap. "Masuk dulu yuk!" Tita menggamit lengan Vio dan mengajaknya ke dalam. Dalam hati ia yakin, ada yang tidak beres dengan Vio. Apalagi