“Satu Minggu yang penuh penyiksaan,” bisik Satria di telinga Syera usai mereka berciuman. Keduanya saling beradu pandang dengan sorot mata yang seakan asing. “Mengapa kamu menghilang?” tanyanya lagi dengan tangan yang masih membelai pipi gadis itu.
Syera menepis tangan Satria yang berada di pipinya dan memutar tubuhnya menjadi ke depan meja. Ini di luar ekspektasinya, dia pikir bisa menghindar dari pria itu lebih lama dari yang dia bayangkan. Ternyata hanya satu Minggu dan semua membuat apa yang sudah dia lakukan menjadi sia-sia.
“Kenapa kamu gak jawab?” Satria terus memburu Syera. Dia butuh penjelasan mengenai perginya gadis itu.
“Mengapa kamu gak paham juga?!” Syera berbalik tanya dengan tatapan sinis. “Aku melakukan itu semata-mata bukan gak sengaja, aku sadar konsekuensinya menja
