Keesokan paginya, Syera sudah rapi dengan setelan kerjanya. Masih ada satu jam lagi untuknya berangkat ke kantor, sebelum itu dia akan menghubungi Satria untuk membuat janji mengembalikan jaket pria itu. Syera mengambil ponselnya dari atas ranjang dan mencari nama pria itu, lalu mengetikan sebuah kalimat sapaan. Pesannya terkirim, tetapi masih centang satu. Syera pun memutuskan turun untuk sarapan. Tiba di meja makan, seperti biasa hanya ada ibunya di sana. Sedangkan Raffa biasanya akan keluar kamar setelah pukul delapan nanti, waktu di mana Syera sudah masuk kantor. “Sarapan, Syer,” titah Lydia yang tengah membuat segelas s**u hangat untuk dirinya. Omong-omong soal s**u, Syera sama sekali tidak pernah meminta sang mama untuk membuatkan s**u untuknya. Namun, setiap sarapan ibunya s