Perkelahian Brutal Yang Nyata

1411 Kata
Malam itu, Denzel duduk di ruang kerjanya yang gelap. Layar komputernya memancarkan cahaya yang lembut saat ia memeriksa email dan pesan yang terus mengalir. Video yang mencoreng nama baik Hanna masih menghantuinya. Dengan kesal, dia kembali menghubungi bagian IT perusahaannya untuk menghapus setiap jejak video panas Hanna tersebut dari internet. "Sehebat apa dia sampai tak bisa dihentikan oleh orang-orangku?" gumam Denzel kesal karena semua video itu tetap saja tersebar tak terkendali ke seluruh dunia. Lalu Denzel menelepon kepala bagian IT perusahaannya. "Kali ini kalian harus berhasil dan aku ingin itu selesai saat ini juga," ucap Denzel dengan suara tegas ketika dia berbicara dengan kepala bagian IT. "Aku tidak ingin ada sisa-sisa video ini beredar di internet." "Baik, Tuan, kami akan bekerja lebih keras lagi dan akan langsung menindaklanjutinya," sahut pria m dari seberang telepon. "Lakukan apa yang perlu kau lakukan. Hanna tidak pantas mengalami ini." Denzel kemudian menutup sambungan teleponnya. Bagian IT segera bekerja keras, mengambil langkah-langkah untuk menyusuri internet dan menghapus video tersebut dari setiap platform yang mungkin terpengaruh. Denzel merasa lega karena melihat timnya bergerak cepat. Namun, di tengah proses itu, terbersit pemikiran di benaknya, apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang sudah mengunduh video tersebut? * * Julian dan Lea akhirnya tahu tentang kabar yang menimpa Hanna dan itu melibatkan Cyril. Denzel pun mengambil langkah hukum untuk memenjarakan Cyril yang membuat Lea mengalami dilema. "Mengapa kau melakukan ini, Cyril?" tanya Lea dengan wajah herannya. "Aku hanya memberitahunya bahwa Hanna bukanlah wanita yang tepat untuknya. Aku adalah calon istrinya, Aunt," sahut Cyril keras kepala. "Tapi bukan dengan cara seperti ini, Cyril! Kau menghancurkan Hanna dan keluarganya yang sudah kami kenal dengan baik." Lea mulai terpancing emosi. "Jadi Aunt membelanya dan ingin mengatakan apa yang dilakukannya itu hal yang biasa? Itukah kriteria untuk menjadi menantu di rumah ini? Menjadi murahan seperti Hanna?" Denzel yang baru saja datang mendengar ucapan Cyril yang begitu menohoknya. Denzel menghampiri Cyril dan menampar pipinya. PLAK "Denzel!" teriak Lea menahan tangan Denzel. "Mommy tak pernah mengajarimu untuk memukul wanita!" marah Lea. "Memukul wanita jahat sepertinya, itu sangatlah diperbolehkan, Mom. Dia adalah wanita jahat dan licik. Mommy memelihara ular di dalam rumah mommy sendiri, sadarlah dengan hal itu!" marah Denzel. "Denzel, tenanglah," ucap Julian yang menarik tangan Denzel. Cyril memegang pipinya dan bahkan tersenyum setelah mendapat tamparan dari Denzel. Wanita itu kemudian maju dan memukul pipi Denzel dengan begitu keras. BUG "Oh God ... Apa-apaan kalian ini!" marah Lea. "Aku tak suka jika hanya diam saja, Aunt. Pukulan dibalas dengan pukulan juga. Hanya saja, aku melakukannya lebih keras," jawab Cyril. "Stop!" kata Julian dengan tegas. "Apakah kalian tak pernah memeriksa siapa Hanna sebenarnya sebelum putra kalian memacarinya? Ingin kuberitahu sesuatu? Hanna bukanlah anak kandung dari ibunya yang saat ini diakuinya secara hukum. Dia anak p*****r yang dihamili oleh ayahnya dan ternyata kelakuannya tak berbeda jauh dengan ibunya," ucap Cyril dengan intonasi suara keras dan cepat. Denzel semakin kesal dengan ucapan Cyril dan ingin menutup mulut wanita itu. "Kami tahu dan kami tak melihat masa lalu orang tuanya," kata Julian dengan mencegahnya. Mata Cyril terbelalak kaget mendengar hal itu. "What?? Jadi serendah itu standar kalian? f**k!! Aku menghabiskan banyak waktu yang sia-sia di rumah ini!" Cyril berbalik pergi dan berjalan ke arah kamarnya. BRAK Pintu kamar tertutup keras dan Lea duduk pasrah di atas sofa sambil memegang kepalanya yang terasa akan meledak. "See? Lihatlah wanita yang mommy lindungi itu. She's an evil," ucap Denzel dan pergi dari mansion orang tuanya. Julian menghampiri Lea dan memeluknya. "Ini semua salahku," kata Lea. "Tidak, kau tak salah. Kau sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Cyril namun kurasa kau harus melepaskannya kali ini." Julian memberi pengertian pada sang istri. "Aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti," sahut Lea dan berdiri lalu berjalan lunglai ke kamarnya. * * Cyril mengganti bajunya dan memakai jaketnya lalu mengambil tasnya dan memakainya. Wanita itu kemudian berjalan ke arah balkon dan melompat dengan mudahnya ke atas rumput taman samping. DUG "Keluarga ini menyebalkan!" gumamnya berbisik dan pergi dari sana. Cyril menuju gerbang dan mengatakan pada sang penjaga bahwa dirinya ingin keluar sebentar dan akhirnya wanita itu pun melenggang keluar dari mansion itu untuk pertama kalinya sejak dia tiba di rumah itu. "Oke, akan kuhadapi sendiri dan aku tak butuh bantuan mereka. Aku akan mencari pria tua saja daripada pria muda gila itu untuk memberikan nama besar di belakang namaku," ucap Cyril yang mengambil rokoknya dari jaketnya lalu menyalakannya sambil berjalan. Ketika sedang berjalan, sebuah mobil mengikutinya dari belakang dan Cyril menoleh ke arah mobil itu. Seorang pria keluar dari mobil itu dan ternyata itu adalah Denzel. Pria itu menarik tangannya lalu mengambil borgol di kantong celananya. "Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Cyril dan menarik tangannya kembali lalu menendang d**a Denzel. "Kau pikir bisa lari begitu saja? Aku akan memenjarakanmu, b***h!” Denzel maju menghadapi Cyril namun wanita itu menghindar dengan cepat. Denzel merasakan adrenalin memuncak saat dia berusaha memborgol tangan Cyril. Namun, Cyril tak gentar dan dia menolak dengan keras, dengan melawan Denzel. Mereka berdua saling pandang, aura pertarungan sengit tampaknya akan menyelimuti udara di sekitar mereka. "Mommy sudah melepaskanmu dan kau akan habis di tanganku," kata Denzel. "Cih, kau pikir bisa menangkapku dengan begitu mudah? Kau bermimpi, Tuan bodoh yang dibodohi oleh pacar murahannya," sahut Cyril yang semakin membuat Denzel marah. Langit gelap menyaksikan ketegangan antara Denzel dan Cyril di pinggir jalan yang sunyi. Denzel memegang borgol dengan erat, merencanakan untuk mengekang Cyril yang tak ingin tunduk begitu saja. Suara desir angin malam menjadi saksi bisu perlawanan yang bakal terjadi. Cyril, dengan tatapan tajam, mencoba melepaskan diri dari cengkraman Denzel. Kedua manusia keras kepala itu saling berhadapan seperti dua binatang buas yang bersiap untuk pertarungan. Tindakan mereka seperti pertarungan gelap yang memenuhi udara dengan ketidakpastian. Denzel mengerahkan segala kekuatannya untuk memaksakan borgol pada tangan Cyril, tetapi perlawanan Cyril mencegahnya. Perlawanan mereka membentuk bayangan perang di antara bayangan lampu jalan yang terhampar di jalanan sepi. Desakan keinginan Denzel untuk menguasai dan menundukkan Cyril bertabrakan dengan kegigihan dan semangat teguh Cyril yang menolak tunduk pada kehendaknya. Mereka seperti dua kutub yang tak bisa saling menarik, menciptakan medan pertempuran yang panas. Cyril mengapit leher Denzel ketika dirinya naik ke atas mobil Denzel. Gerakan lincah Cyril sempat membuat Denzel kewalahan karena dia tak tahu bahwa Cyril menguasai ilmu beladiri dan terlalu meremehkan kemampuannya sejak awal. Dalam momen yang penuh ketegangan, suara langkah kaki mereka menyatu dengan hentakan detak jantung yang semakin cepat. Denzel mencoba meraih kendali, tetapi Cyril menolak untuk menyerah dan melakukan perlawanan yang brutal pada Denzel hingga membuat hidung Denzel mengeluarkan darah segar akibat pukulannya. Denzel masih menahan pukulannya karena biar bagaimana pun Cyril adalah anak dari sahabat ibunya. Pukulan dan tendangan terhambur di antara mereka seperti percikan api yang melibas udara. Setiap gerakan mereka diiringi sorakan angin malam, menciptakan pertunjukan gelap yang menghiasi jalanan sepi itu. Sementara keringat membasahi wajah mereka, Denzel dan Cyril terus bertarung. Mereka menjadi tokoh dalam drama mereka sendiri, di tengah malam yang seakan memberikan lampu hijau untuk pertarungan mereka. Akhirnya, kelelahan merayap ke dalam tubuh Cyril karena tiba-tiba kakinya yang cidera terasa sakit akibat tendangan dari Denzel yang cukup keras dan itu tak disadari oleh Denzel. Cyril terhuyung-huyung, lalu akhirnya jatuh terkapar di atas jalanan aspal yang dingin. "K-kakiku ..." ucap Cyril terbata dan memegang kakinya yang sakitnya tak tertahankan. "s**t!" umpat Denzel yang kesal dengan situasi rumit ini. Lalu Denzel mengangkat tubuh Cyril dan membawanya ke dalam mobil. Cyril hanya diam, namun matanya terpejam sambil memegang erat kakinya dengan posisi meringkuk. * * Denzel akhirnya membawa Cyril ke rumah sakit dan mengumpat sepanjang perjalanan karena dia berada dalam dilema. Di satu sisi dia ingin masalahnya dengan Cyril diselesaikan di kantor polisi sekarang juga dan menjeratnya dengan hukum, namun di sisi lain—dia tak mungkin menyerahkan Cyril dalam keadaan seperti itu. "Kau tahu? Kakiku sudah pernah tertembak sebanyak tiga kali, dan ada platina di dalamnya. Kau harus bertanggung jawab jika sampai membuatku cacat, Denzel. Kau tak akan kulepaskan," gumam Cyril dengan suara lirih. “Pikirkan siapa yang terlebih dulu memulai keributan ini. Kau Cyril! Kau!!” sahut Denzel penuh emosi. “Kau tau sudah berapa pria yang pernah tidur di ranjangnya? Dia p*****r, Pria Bodoh!” “SHUT UP!” teriak Denzel. “Semua pria akan menjadi bodoh jika sudah mendapat pelayanan ranjangnya, termasuk dirimu. Kupikir kau istimewa, tapi ternyata sama saja bodohnya,” jawab Cyril yang masih menahan sakit di kakinya. “Cyril, shut up!” ucap Denzel dengan sedikit pelan karena sedang menahan emosinya yang akan meledak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN