Denzel melirik ke arah Canes, yang matanya tetap fokus pada jalan. “Ke mana kita akan pergi dulu?” tanya Denzel, mencoba memahami rencana di kepala istrinya. Canes menarik napas panjang, matanya sedikit berkabut oleh kecemasan yang coba disembunyikannya. “Ada beberapa tempat yang biasa kami datangi bersama. Taman kecil di sudut kota ini, kafe kecil tempat kami biasa bertemu, dan mungkin juga apartemen temannya yang lain. Aku akan mulai dari sana.” “Bagaimana jika mereka menangkapnya?” “Entahlah, tapi aku punya firasat bahwa Neisha tak akan tertangkap oleh mereka. Kami sangat lihai dalam hal melarikan diri,” jawab Canes sembari mengedikkan bahunya. Denzel mengangguk pelan, menghargai fakta bahwa Canes memiliki petunjuk yang lebih konkret daripada yang dia miliki. “Anak buahku tak menemu