Mata Rilla terbuka perlahan, sinar terang dari sorot lampu di atas sana membuat Rilla agak kesusahan jika langsung membuka mata lebar. Alhasil dia menyipit, mengerjab-erjabkan mata beberapa kali, baru setelah beberapa saat dia benar-benar membuka mata dipenuhnya. Linglung ... Mungkin bisa dibilang begitu, karena Rilla bingung bak dengan keadaan sekitar maupun alasan dirinya berbaring di sini. "Dimana ak __" Baru saja Rilla hendak bergumam mengeluarkan suara, tiba-tiba kelinglungan dia telah menguap entah kemana, tergantikan dengan ingatan buruk sebelum dirinya pingsan. "Aben!" "Aben di mana! Aben!" Panik, dia memanggil nama pria begajulan yang tadi bersamanya itu. Dan hanya dalam persekian detik, sosok Aben pun muncul dari balik pintu dengan wajah panik seraya menghampiri ranjang.