Setelah rapat yang berkepanjangan sepanjang hari, mereka kembali ke hotel. Menyusuri lantai berkarpet tebal, Liam mendengarkan jadwal kerja yang dipaparkan Joshua untuknya. “Pukul sembilan pertemuan dengan Pak Walikota dimulai, berakhir pukul 10.30, setelah itu kita diminta untuk datang ke kediaman Pak Maulana, apakah Anda bisa meluangkan waktu, Pak?” Liam mengangguk. “Boleh, sudah lama nggak ketemu beliau. Apa Diana juga ada di kota ini?” “Iya, Pak. Nyonya Diana ada di sini, namanya masuk dalam daftar tamu Pak Menteri di sore hari.” “Bagus kalau begitu.” “Pak, ada pesan masuk dari Kamari.” Lucky menyorongkan ponselnya. Liam menghentikan langkah dan tersenyum cerah saat membaca pesan di layar. “Om, jangan lupa makan kalau lapar. Istirahat kalau lelah, dan makan coklat kalau ingat ak