BAB 93

1823 Kata

Setelah diperiksa dan mendapat obat serta vitamin baru, Balqis duduk di lorong rumah sakit, menunggu Kamari yang tengah diperiksa. Sahabatnya diperkirakan akan melahirkan dua minggu lagi. Balqis senang mendengarnya dan tak sabar ingin melihat si kecil hadir ke dunia. Kepalanya bersandar di dinding, pikirannya melayang pada kejadian di rumah. Deni dan Adinda mencaci, ayahnya menatap kecewa, dan ibunya terlihat sangat terluka. Ia tak suka membuat orang tuanya malu, tapi kehamilan ini tak bisa ia sembunyikan lagi. Ia pun mulai memikirkan reaksi Marcello jika tahu yang sebenarnya. Sejumlah rencana muncul—kabur, menghilang, atau bersembunyi. Tapi ia tahu, masalah ini harus ia selesaikan sendiri, meski artinya harus meninggalkan rumah. “Balqis.” Ia membuka mata, menatap Kamari yang berdiri d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN