Lucky membawa Kamari masuk ke sebuah ruangan besar, dengan banyak karyawan di dalamnya. Saat melihat Kamari datang, orang-orang itu menatapnya ingin tahu. Setelah melewati lorong itu, mereka masuk ke ruangan yang lebih pribadi, di mana ada seorang sekretaris duduk berjaga di depan pintu. Sekretaris perempuan itu mengangguk ramah pada Lucky dan Kamari. Pintu dibuka Lucky dari luar dan saat melihat dalamnya, Kamari berdecak kagum. “Wow, indahnya.” Liam bangkit dari kursi, menuju Kamari dan membuka lengan. “Selamat datang di kantor, Kamari.” Kamari menjatuhkan diri ke dalam pelukan Liam dengan Lucky yang diam-diam meninggalkan ruangan. “Om, kantormu bagus sekali dan luas,” puji Kamari. “Keren banget.” Liam mengangkat sebelah alis. “Bukannya kamu pernah kerja di tempat Marcello? Kenapa ke