“Saya terkejut ada kamu di rumah.” Bola mata Safa kembali menatap laki-laki yang berjalan di sisinya, Azriel. Tubuh jangkung lelaki itu membuat Safa harus mendongak jika tidak dia bukannya melihat wajahnya malah telinga Azriel. Tingginya yang mungil dibanding Azriel membuat Safa berpikir, dia butuh kursi jika mau sejajar tingginya. Ya ampun pikirannya, mengapa dia membutuhkan kursi segala?! Mereka berada di halaman belakang rumah yang terbilang sejuk dengan banyak pohon rindang. Ada bagian khusus sebuah rak besi bertingkat berwarna putih, beberapa pot berisi tanaman hias daun, jenis Aglaonema ada juga Caladium. Nenek Mutiara pasti orang yang rajin hingga tanaman hias di sana terlihat segar terawat. Safa tersenyum, berhenti menatap Azriel dan memerhatikan langkah demi langkah

