Keesokan hari Safa tahu jika Azriel berusaha membuat mood-nya baik, seharian dia tidak pergi ke mana pun seakan sedang menebus kesibukan belakangan yang menyita waktu bersamanya.
Safa sedang merapikan piring-piring yang baru di cuci saat merasakan hangat menyelimutinya. Sentuhan yang hampir membuat piring ditangannya tergelincir.
“Aku akan seharian di rumah, kamu malah sibuk mengerjakan pekerjaan rumah sejak bangun tidur.” Bisiknya di telinga Safa sambil menyematkan sentuhan di titik sensitifnya.
Safa tidak menjawab, meletakan gelas terakhir lalu melepas tangan suaminya yang memerangkap, membuat Azriel mematung dengan tanggapan dingin itu. Safa berjalan memindahkan jemuran kecil berisi handuk-handuk lembab ke balkon yang terkena sinar matahari. Selama itu Azriel mengikuti.
“Safa
