Safa lebih banyak diam memerhatikan lelaki itu yang duduk di seberangnya sedang bicara dengan Ibu sembari memakan masakannya, kelihatan nyaman-nyaman saja berbanding dengan Safa yang ingin Azriel segera pergi dari rumah. Bisa-bisanya secara kebetulan tepat sekali Safa tadi membuat lebih banyak dari porsi untuk satu orang. “Ibu nggak masak, ini Safa yang masak.” Beritahu Ibu melirik Safa yang pura-pura minum. Ibu merasa itu informasi penting sampai mengatakan pada Azriel. Malangnya Safa hanya bisa melepaskan sesak dengan mendesah, sungguh rasa lapar sebelumnya ada kini telah menghilang. Azriel mengangkat satu alis mencari tahu ekspresi wanita itu dan berkata, “Masakan kamu enak.” “Terima kasih.” Safa menjawab malas-malasan. Ibu menyadari Safa berbeda jika biasanya lebih cerewet.

