Rintik hujan di luar rumah membuat wanita itu mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya, mengubah posisi tangannya berusaha mencapai tubuh hangat suaminya, begitu tidak menemukan apa yang dicari dia terbangun dari tidurnya. Matanya menyipit hingga lama-lama terbuka lebar sembari mengumpulkan kesadaran penuh, sebelum tatapan berputar pada setiap sudut hingga Lia menemukan punggung sang suami yang bersimpuh di atas sajadah. Lia tetap di tempat sampai Rian selesai berdoa, lalu berdiri dan melipat sajadah, melepas kainnya sampai akhirnya tatapan mata mereka bertemu. “Kok nggak bangunkan aku? jam berapa ini?” bisik Lia, berusaha bangun dengan tangan memegangi perutnya yang sudah bulat sempurna. “Lima lewat lima menit. Aku nggak tega, aku tahu kamu baru tidur jam dua, kan?” Lia semak