Rhe menatap Barra kaget! Ia melotot ke arah Barra. Namun, mamanya melihat aksinya dan kemudian menjewer telinganya. “Apa yang kamu lakukan? Apa kamu membully Barra?” Mamanya melotot marah. “Mama, kenapa menjewerku? Aku bukan anak kecil lagi?” Rhe berusaha melepaskan jeweran mamanya. Barra menahan tawanya. Akhirnya, ada yang menjewer kekasihnya. “Mama sakit..” Rhe meringis. Lama kelamaan, Barra tak tega melihatnya. “Ta-tante.. Rhe tidak membully-ku,” ia masih terus mencoba menahan tawanya. “Kenapa kamu harus menyembunyikannya? Dia yang harusnya malu punya pasangan sepertimu..” Tante Tiwi mengomel pada anak perempuan satu-satunya itu. “Mama! Lepaskan telingaku..” Rhe cemberut. Barra akhirnya tertawa. Akhirnya mamanya Rhe melepaskan jewerannya. “Apa betul yang Barra ucapkan?