“Ehm.. Kita bicara di sini, tidak apa-apa?” Bang Damar menatapnya. Mereka memasuki ruang rapat yang biasa digunakan untuk kegiatan harian. “Ti-tidak apa-apa. Kenapa bang?” Rhe mulai bertanya. Ia sedikit gugup sekaligus juga penasaran. “Mmm.. Dian cerita.. Ketemu kamu di acara reuni,” Bang Damar terlihat grogi dan menggaruk rambutnya berulang kali. “Saya, selama ini, belum mengucapkan terima kasih atas bantuanmu dulu pada adik saya..” Bang Damar mulai bicara. Meski terdengar cuek, tapi Rhe tahu kalau Bang Damar tulus. “Tidak usah berterima kasih bang.. Saya, tidak pernah merasa kalau apa yang saya lakukan itu harus mendapatkan balasan dalam bentuk apapun. Saya hanya tidak suka ketidakadilan dan tindakan semena-mena,” Rhe menjelaskan isi hatinya. Semua itu memang apa adanya. “Mm