Marissa berhasil membawa Aline ikut ke kediamannya. Di perjalanan mereka duduk sedikit berjauhan, lebih tepatnya Aline yang tidak ingin berdekatan dengan Marissa, dia hanya khawatir membuat wanita kaya itu risih padanya karena dia hanya orang kelas bawah. Marissa melirik Aline yang duduk hampir memepet pada pintu mobil dan tersenyum tipis. “Aku sama sekali tidak memiliki penyakit, Lin, mengapa kau duduk menjauh?” tanya Marissa masih dengan senyum tipisnya. Pertanyaan wanita itu sama sekali tidak mengandung kemarahan, karena dia paham mengapa Aline bersikap demikian. “Eh?” Aline terkesiap dengan teguran Marissa, kemudian memperbaiki posisi duduknya sedikit lebih baik. “Maaf,” katanya lagi. Marissa hanya tersenyum, dan kembali menatap pada jalanan di sampingnya. Aline yang merasa kalau