Liana terbangun pagi itu bukan di kamarnya, melainkan di kamar tuannya. Dia menarik selimut hingga menutupi tubuhnya yang polos. Matanya menatap nanar pada pria yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Ini adalah malam kedua di mana mereka bercinta. Liana harus menjadi pelampiasan nafsu pria itu yang sangat menggila. Gadis itu mengambil kaus milik David yang tergeletak tepat di pinggir ranjangnya dan mengenakannya. Kemudian dia menuruni ranjang dan keluar dari kamar pria itu. Dia harus membuat sarapan untuk Deasy. ”Sshh!” Liana masih merasakan nyeri pada pangkal pahanya, karena dua malam itu David benar-benar menyiksanya dalam kesakitan. Namun, Liana tidak mau membohongi dirinya sendiri, bahwa aktivitas yang mereka lakukan sangat luar biasa dan dia cukup menikmatinya meski ini baru dia