Natalia berjalan sangat cepat, pikirannya terus mengkhawatirkan keadaan ibunya bahkan dia mengabaikan rasa sakit yang masih terasa ditubuhnya. "Ma, tunggu aku!" gumamnya yang terus berjalan tak menoleh kearah manapun sampai dia tak menyadari jika Dylandra sudah berhasil mengejarnya dan dia sudah dibelakangnya untuk mengikutinya. "Ya Tuhan! Lindungi mama, semoga kakak tidak melampiaskan amarahnya ke mama," ucapnya yang terus berdoa sampai tidak lama kemudian. Akhirnya dia pun sampai di depan rumahnya yang sangatlah sederhana. Rumah kecil yang hanya memiliki luas sekitar lima puluh meter dan bangunannya yang sudah sangat tua bahkan cat nya pun sudah mulai mengelupas, tapi Natalia tak bisa melakukan apapun, karena keterbatasan dana dia hanya bisa menerima keadaan rumah itu asalkan bisa me