Siang ini, suasana di Marvin Corporation tampak lebih riuh setelah tenang sejak tadi pagi. Bagaimana tidak? Jam makan siang akan dimulai beberapa menit lagi dan para karyawan telah mulai menentukan menu makan siang masing-masing. Mereka semua menyambut jam makan siang dengan hati yang riang. Namun tampaknya, hal itu berbanding terbalik dengan Axellion yang tampak tak peduli dengan makan siangnya. Pasalnya, sudah hampir satu jam pandangannya tak pernah lepas dari sapu tangan yang berada di tangannya saat ini. Sapu tangan yang selalu ia genggam selama hampir dua bulan tanpa tahu siapa pemiliknya. “Sebenarnya, siapa pemilikmu?” gumam Axellion. “Kenapa dia terus menghantui pikiranku?” gumamnya lagi. Namun, sedetik kemudian ia tersadar akan kebodohannya sendiri. Kebodohan yang mengajak bend