“Jangan terlalu jelas,” bisik Jay ketika mereka tengah menuju ke ruang tamu bersama sang tuan rumah. “Apa?” balas Axellion yang juga ikut berbisik. “Sejak tadi, matamu terus bergerak seakan mencari sesuatu.” “Tidak.” “Kau tidak bisa membohongi insting Sherlock Holmes-ku, Axel.” “Terserah kau saja.” Jujur saja, sejak tadi Axellion memang tak berhenti meneliti seisi rumah Claire untuk memastikan tak ada yang terlewat olehnya. Ia takut kalau apa yang ia cari ternyata telah lewat dan tak tertangkap oleh matanya. Meski apa yang ia cari belum tentu ada di sana, tapi harapan itu masih ada selama ia belum pulang dari rumah ini. Tapi, bahkan ketika mereka telah sampai di ruang tamu pun, Axellion tak menemukan apa yang ia cari. ‘Sabar, Axel. Masih ada waktu,’ batin Axellion. Saking sibuknya