“Seriously? Memaafkannya? Kau ingin memaafkan orang sudah membuatmu harus mengalami hal ini? Kau ingin memaafkan orang yang telah membunuh Ayahmu? Apa kau sadar dengan apa yang kau ucapkan?” cecar Axellion tak terima yang justru dibalas senyuman oleh Ruby. “Tapi, dia telah membunuh Ayahmu. Dia seorang pembunuh!” “Dia bukan pembunuh, Axel. Waktu itu, dia hanya seorang gadis berusia 15 tahun yang mengemudi dalam keadaan mabuk. Dia tidak melakukannya dalam keadaan sadar. Dia hanya melanggar aturan berkendara. Dia tidak pantas dicap sebagai seorang pembunuh. Itu tidak adil baginya.” “Astaga!” seru Axellion seraya melepas genggamannya dari tangan Ruby kemudian mengusap wajahnya. Namun, tanpa disangka, Ruby kembali meraih tangan pria itu dan menggenggamnya dengan erat. “Kau tahu? Pertanyaan