"Ayo nikah, selebum Zia mati ...." Berulang kali Zia mengucapkan itu. "Ya Allah ...." Cici terus mengusap dadanya yang terasa nyeri mendengar gumaman Zia yang cukup jelas terdengar di telinganya. Elia tidak sanggup lagi menahan tangis. Elia berjalan cepat keluar dari ruang perawatan Zia. Elia bersandar dan menangis sekeras-kerasnya, tak peduli jika ada orang yang mendengar atau menatapnya. El menyusul Elia keluar. Ditarik lembut bahu istrinya. El mendekap Elia dengan erat. Tubuh Elia bergetar hebat. Elia teriris hatinya mendengar Zia mengucapkan sebelum Zia mati berulang kali. Rasa takut tak bisa Elia hindari. Rasa cemas menjajah hati. "Dia pasti sembuh, Sayang. Kita harus yakin akan hal itu." El mengusap lembut punggung istrinya. "Aku tahu. Tapi siapa yang tidak pilu hati anaknya