Alshad terbangun mendengar suara alarm dari ponselnya. Alshad turun dari tempat tidur, kemudian masuk ke kamar mandi. Ia salat malam. Banyak hal yang ia syukuri dan ada yang ia pinta juga. Namun tak ada keluh kesah dalam doanya, karena Alshad sudah merasakan kedamaian dalam hidupnya. Sangat berbeda saat ia belum datang ke Kampung Bungas, ada saja yang ia keluhkan di hadapan Allah. Selesai salat, berdzikir, dan berdoa, Ashad ke luar kamar. Tujuannya adalah dapur. Alshad tersenyum melihat lampu dapur yang menyala, pertanda ada orang di dalam dapur. Alshad melihat Shana tengah membuka kulkas. Alshad berniat memeluk Shana dari belakang, tapi teringat dengan taruhan mereka. Ia tidak boleh memulai kemesraan di antara mereka berdua. "Mau masak apa, Sha?" Alshad berdiri di samping pintu kulk