Elia duduk di kursi di samping tempat tidur. El duduk di lantai bersama Risman.
"Apa bisa sembuh tanpa donor mata, El?" Tanya Kai dengan suara pelan.
"Bisa, Kai. Bukan buta permanen, jadi bisa diterapi." El meyakinkan Kai kalau mata Zia bisa sembuh.
"Alhamdulillah. Semoga penglihatan Zia bisa kembali normal, aamiin."
"Aamiin."
"Dia tidak menangis tidak bisa melihat?" Tanya Aan.
"Tidak. Dia tidak panik, tidak histeris. Dia tetap tenang," jawab El.
"Dia hebat dan kuat." Kai bergumam.
"Alhamdulillah, Kai."
"Pengobatan maranta pasti butuh waktu cukup lama ya, El. Terpaksa dia tidak sekolah dulu."
"Iya, Kai. Mungkin akan tinggal kelas, tapi tidak apa-apa."
Kai menghela nafas.
Raka, Rima, dan kedua orang tua Risman datang ke rumah sakit. Ibu Risman merasa sangat bersalah dan sa
