Risman menggantung ucapannya. "Ih pakai digantung segala. Langsung bicara dong, sebutkan apa usaha Paman yang baru itu. Jangan gantung Zia seperti jemuran yang belum kering." Wajah cemberut Zia membuat Risman, Nini, dan Kai tertawa. "Orang sabar disayang Tuhan, Sayang." Kai mengingatkan Zia agar sabar menunggu penjelasan Risman tentang usaha barunya. "Iya. Zia ini kurang sabar apalagi, Kai? Ayolah, Paman, cepat cetirakan tentang usaha baru Paman itu." "Sebenarnya bukan murni usaha Paman. Paman punya tabungan. Ingin Paman jadikan modal usaha. Usaha kecil-kecilan saja. Tidak sebesar usaha Abba Zia, atau Paman Raka. Paman berdiskusi dengan Kai. Kemudian Kai memberikan saran dan pandangan, usaha apa yang menjanjikan. Akhirnya Paman membeli bisnis yang sudah ada. Karena orang di sini suka