Gita berteriak. Semuanya kacau. Lamaran kerja tidak ada yang bisa tembus hingga membuatnya diterima. Tak satu pun ada panggilan interviu. Napas Gita memburu. Ini semua karena wanita itu ... Ava Aradhana. Sudah pasti, tak mungkin bukan. Lagi, Gita melempar semua berkas desain hasil gambarnya. Semua. Dadaa pun kembang-kempis emosi. Tak mungkin akan jadi begini kalau tidak karena Ava, bukan? Tak mungkin tidak ada satu pun perusahaan yang mau merekrutnya kalau bukan Ava telah merayu Kalingga Ellang Danuarta, ya, kan? Hari itu Ava pun begitu kentara atas tingkahnya yang seolah memang mau menjerumuskan Gita. Waktu Ava woro-woro di grup soal desain dan plagiasi. Gita curiga, jangan-jangan selama ini tindak-tanduk Ava yang seolah naif adalah kamuflase belaka. Jangan-jangan Ava hanya sedang b