Entah apa yang di lakukan oleh kumpulan wanita yang berada di balik pagar rumah sebelah juga di halaman depan rumah eva, Avin hanya mengerutkan keningnya dengan heran ketika melihat mereka bertingkah seperti penari dengan tangan terus melambai dan tidak lupa tersenyum lebar juga tertawa sambil mengerjapkan matanya.
“Abang Avin, masuk sini!” Eva kembali memanggil dan membuat Avin menatap wanita cantik dengan wajah merenggut itu sesaat kemudian mengangguk.
“Sebentar,” Avin kemudian berjalan ke arah keran air mata yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Gerah sekali, Avin mulai menyalakan keren dan mulai membasuh tangan, muka dan terakhir membasahi sedikit badan serta punggungnya yang berkeringat.
“Aakgh!”
“Aakgh!”
Avin terkejut mendengar teriakkan ramai yang cukup nyaring dan mendongak
