Eva duduk di kursi kayu panjang yang terletak di belakang gudang sortir, tempat yang teduh karena ada taman kecil di sana. Sebenarnya itu bukan taman tapi lebih pada kebun, karena ada beberapa pohon mangga besar yang tumbuh di sana dan terlihat mulai berbunga. Dan Eva menikmati pemandangan itu, sembari menunggu Avin yang pergi untuk mengambil air minum untuk Eva. “Aku tak boleh luluh! Aku tidak akan memaafkan Abang Avin sebelum dia memberikan penjelasan tentang semuanya,” gumam Eva sambil menatap ke arah pohon mangga yang menjulang tinggi. Walaupun hatinya sangat senang dengan yang dilakukan oleh Avin padanya, Eva bertekad tetap akan marah pada pria itu, tidak ada maaf untuknya! “Ini,” Avin datang dengan membawa air es mineral dan kali ini sudah menggunakan kaos oblong ketat tanpa

