Rasanya baru kemarin. Baru kemarin ia mengenal Sean, baru kemarin ia mengingat bahwa Sean adalah pria yang hampir merenggut kehormatannya. Dan baru kemarin Sean mengejarnya seperti orang gila hingga menghalalkan segala cara. Bahkan rasanya baru kemarin mereka menikah. Tapi … sekarang ia sudah berada di sini. Di atas tempat tidur dengan Sean yang memeluknya posesif. Mengusap perutnya yang membuncit dengan tangannya yang hangat. Juga memberinya kecupan manis yang selalu mendapat respon dari calon buah hati mereka. Anne tersenyum kecil menatap sang suami yang masih memejamkan mata. Padahal ia tertidur, tapi tangannya masih setia menemaninya terjaga. Perlahan Sean mengerjapkan mata saat samar-samar merasakan pergerakannya. "Sudah bangun?" sapanya dengan mengusap tangan Sean yang bertengge