Alis Sean mengernyit, menatap Valent yang masih berdiri kaku di luar bilik kerja istrinya. Ia melihat sebuah buket bunga teronggok di lantai, di bawah kaki Valent, kemudian kembali menatap pria itu dengan pandangan sulit diartikan. Valent menegakkan kepalanya, menatap Sean dan berjalan ke arahnya. Ia berhenti tepat di hadapan Sean dan mengulurkan tangan. "Selamat," ucapnya dengan bibir yang membentuk kurva lengkung yang terlihat samar. Sean hanya menatapnya datar dan tak berniat menjabat uluran tangannya. "Kau baru sadar?" ucap Sean sarkastik bahkan dengan menunjukkan tatapan dingin. "Aku pikir kami masih bisa mengulangnya, kupikir waktu yang ia gunakan untukku bukan waktu yang singkat," jawab Valent dengan tangan yang sebelumnya menggantung di udara, kini naik dan menggaruk belakang ke