20. Malam Bersamanya

1417 Kata

Liam membawa Nadine kembali ke penthouse-nya, tetapi kali ini dia mengarahkannya langsung ke kamar pribadinya. Di balik pintu yang tertutup, mereka menghabiskan malam dalam hasrat yang tak terbendung, setiap detiknya diisi oleh gairah yang menggebu-gebu. Nadine tidak menolak. Dia menyambut setiap sentuhan hangat dan setiap kecupan yang dilepaskan Liam, membiarkan dirinya terseret dalam arus hasrat yang membakar. Kulitnya bergetar di setiap usapan, membara di setiap desahan. “Kau merindukan aku, Little bird?” bisik Liam dalam-dalam di lekukan leher Nadine, suaranya serak dan penuh kuasa. Nadine hanya bisa bergumam pelan, tangannya meraih bahu Liam yang kokoh, mencengkeram erat saat dirinya dicumbu. “Katakan dengan jelas. Aku ingin mendengarnya,” desak Liam, kali ini menempatkan ciuman-

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN