Nadine memandangi meja di depannya dengan ekspresi wajahnya yang terlihat kaku. Di depannya Arabella memperhatikan Nadine yang cukup banyak berubah dari terakhir mereka bertemu. Bahkan, pertemuan terakhir mereka pun sangat tidak mengenakan saat itu. "Kau bekerja di rumah sakit?" tanya Arabella setelah keheningan menyelimuti mereka sejak memutuskan untuk duduk dan mengobrol. Nadine mengangkat kepalanya. Ekspresi wajahnya masih terlihat kaku dan tanpa ekspresi. "Aku menjadi relawan di sana," ucapnya. "Pekerjaan yang cukup mulia, dan tentunya sangat bertolak belakang dengan siapa dirimu di masa lalu," sindirnya. Nadine tersenyum tipis. "Satu hal yang mengubah segalanya." “Kau menyesal?” tanya Arabella cepat, seakan ingin menusuk. Nadine menatap lurus padanya, mata hitamnya berkilat. “A

