Nadine menatap lekat sosok di depannya. Jarak mereka hanya beberapa jengkal saja, karena dia ingin memandangi wajah pria yang sempat hilang dari jangkauannya, namun tak pernah luput dari ingatan. “Jangan bergerak, tetaplah seperti itu. Aku hanya ingin melihatmu lebih lama.” Suaranya terdengar serak. Liam menghela napas tipis, matanya tak beralih sedikit pun darinya. “Hm, kalau begitu lihatlah sepuasmu. Aku tidak akan kemana-mana. Tanpa izinmu.” Senyum tipis akhirnya muncul di bibir Nadine. Getarannya terasa, seperti senyum yang ditahan terlalu lama. Satu tahun lamanya dia berpisah dengan pria ini, dihantui kabar kematiannya yang mematahkan hatinya hingga hampir membuatnya kehilangan akal. Kini sosok yang dirindukan itu nyata di hadapannya. “Kau tidak berubah sama sekali,” ucap Nadine

