Bagas menatap angkuh kedua lelaki yang duduk tepat di depannya. Meja kayu berwarna hitam, berbentuk oval dengan bahan baku berkualitas tinggi, membentang luas memenuhi ruang dimana Bagas dan rekan bisnis lainnya berada. Sesekali Bagas menoleh dengan tatapan tajam, seolah menegaskan dirinyalah yang paling unggul di tempat itu. Dua minggu lamanya Bagas berusaha sekuat tenaga agar bisa memenangkan proyek terbaru yang digadang-gadang sebagai proyek besar dan sangat menjanjikan. Bukan hanya sekedar keuntungan besar saja yang membuat Bagas begitu berusaha sekuat tenaga memenangkan proyek tersebut, namun karena saingannya kali ini yang membuatnya begitu terobsesi dan begitu berusaha. Siapa lagi kalau bukan Barry. Barry dan Ayahnya Bayu menjadi salah satu kandidat yang menjadi saingan terbera

