"Ya ampun!" Titan terkejut begitu tangan kanannya menyentuh tembikar yang baru saja keluar dari perapian. "Titan! Kamu gak apa-apa?" Ibnu segera mendekat begitu mendengar benda terjatuh dan rintihan kesakitan. "Nggak apa-apa, Om." Titan meniup tangannya yang sudah mulai berubah warna menjadi memerah dan terasa panas. "Coba Om periksa dulu." Tanpa ragu, Ibnu menarik tangan Titan untuk memeriksa seberapa parah lukanya. "Ya Tuhan! Ini harus segera diobati." Ibnu menarik tangan Titan dan membawanya menjauh dari ruang pembakaran, mengabaikan beberapa tembikar yang terjatuh dan berserakan di lantai. "Sayang! Aku butuh kotak obat!" Ibnu berteriak memanggil Indah yang saat itu sedang berada di dapur bersama Vina. Mendengar panggilan dari sang suami, tentu saja membuat Indah segera menc

