"Kak Titan ada temannya datang." Ucap Arif sambil lalu membuat Titan tidak terlalu jelas mendengarnya. Titan mengerutkan keningnya, "Apa yang diucapkan anak itu?" Gumamnya. Titan mengangkat kedua bahunya, lalu ia kembali melanjutkan pekerjaanya. Ia kembali duduk di kursi plastik kecil berwarna merah, di hadapnya sebuah ember berwarna senada. Seharusnya di jam-jam seperti ini Titan sudah bersantai di atas tempat tidurnya, namun dikarenakan kemeja kerjanya kotor akibat insiden tabrakan dengan Maureen siang tadi, membuatnya harus segera mencuci pakaian tersebut. Jika tidak, ia tidak akan bisa memakainya lusa. Pakaian yang dimilikinya amatlah terbatas, membuatnya harus pandai mengatur waktu agar bisa dipakai lagi esok harinya. Beruntunglah Titan pandai mencocokan beberapa pakaian sehingga

