Rasanya Azela sudah terbiasa melihat kedatangan Geza setiap malam ke kafenya. Pria itu akan melambaikan tangannya dengan senyum lebar untuk menyapanya, dan Azela hanya bisa menggelengkan kepala melihat betapa kurang kerjaannya pria itu yang selalu memiliki alasan datang ke kafenya.
“Apalagi hari ini?” Tanya Azela garang, membuat Geza langsung terkekeh dan melirik arloji di tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.
“Ada night festival di taman kota. Banyak pertunjukan sirkus juga. Ayo ke sana, aku yang traktir. Kau bisa membeli apapun sepuasnya. Malam ini aku yang traktir.” Geza mengedipkan matanya penuh makna. Membuat Azela mendengus namun mendengar kata traktir tentu saja berat untuknya. Dia melihat kafe yang memang sudah sepi dan karyawannya tengah melakukan closing.
