"Huek!" Aku menutup mulutku dan segera berlari ke kamar mandi, aku hanya memuntahkan air kental yang bewarna bening. "Kayla, kau tidak apa?" tanya Sean yang melihatku menahan muntah. Aku menatapnya dari pantulan cermin. "Aku tidak apa-apa, kurasa aku hanya tidak enak badan," balasku agar ia tidak cemas. Sean mendekatiku dan seketika aku kembali muntah di wastafel. Sean memiliki bau yang tidak enak sehingga membuatku tidak tahan dengan baunya. "Menjauh," usirku padanya. Sean tampak terkejut. "Mengapa?" tanyanya. "Kau sangat bau!" Dahi Sean berkerut, ia segera mencium baunya dan napasnya. "Kurasa tidak," bantah Sean. Aku menutup hidungku sembari berjalan menjauh saat Sean mendekatiku. "Tetap di sana, Sean! Aku tidak tahan dengan baumu, sungguh!" "Kenapa dengan bauku?" tanya Sean