Altha bersiul kagum ketika memasukkan kedua tangan dalam saku jaketnya. “Keren. Aku mendukungmu, tapi,” Altha mendekat, sedikit menunduk agar irisnya segaris dengan netra Rena, “kalau Senior membuat Mila menangis kayak kemarin lagi, akan kubuat Arata membenci Senior, bahkan sampai tahap dia nggak sudi melihat poster senior di jalanan.” Tubuh Rena membeku kala merasai ancaman yang tidak main-main itu. Raut Altha berubah sangat menakutkan, membuatnya teringat kembali dengan p****************g yang hampir memperkosanya ketika kecil dulu. “Nah, nah, jangan takut begitu, Senior.” Altha memundurkan badan, kembali berwajah ramah. “Bukan cuma Senior yang memiliki dua wajah.” Dia mengerling, lalu menelepon sopirnya. “Nggak apa-apa, kan, kalau aku tinggal? Aku nggak betah berdekatan lama-lama sama