Hanae terkejut luar biasa saat mendengar suara Ezra di luar kamar hotelnya. Ia terengah sendiri, bingung apakah harus membuka pintu atau tidak. Langkah kaki diayun perlahan menuju pintu, melongok dengan mata memicing melalui bundaran kaca kecil di tengah pintu. Benar adalah Ezra yang ada di luar pintu kamar hotelnya. Deburan gamang menyerang, antara takut Xavion marah, tetapi juga takut lelaki itu kecewa kalau dia tidak bukakan pintu. “Hanae! Aku harus berbicara denganmu! Kenapa kamu tidak bisa dihubungi sama sekali!” seru Ezra kembali menekan bel, bahkan kali ini menggedor pintu sedikit lebih keras. “Aku tahu kamu di dalam sana! Buka pintunya!” Hanae menggeleng bingung, tetapi akhirnya dia buka juga pintunya. Ezra adalah sosok yang selama ini baik padanya, menolong bahkan saat Xavion s